Bingung?...Bagaimana menentukan siswa naik kelas atau tidak naik kelas? Simak yuk penjelasannya

 Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023


Setelah siswa melewati perjuangannya dalam mengikuti pembelajaran selama kurun waktu hampir 1 tahun penuh, yaitu dengan mengikuti pembelajara-pembelajaran dari berbagai macam bidang study, berbagai macam metode-metode pembelajaran yang di berikan guru, membahas latihan soal-soal di kelas, ulangan-ulangan harian yang menegangkan, bahkan STS (Sumatif Tengah Semester) sampai SAT (Sumatif Akhir Tahun Pembelajara).

Kini saatnya menantikan kenaikan kelas.

Para siswa menunggu dengan rasa cemas, galau, deg-degan, gelisah bahkan salting menunggu hasil dari yang mereka pelajari selama di kelas.

Sedangkan para guru pusing memberikan nilai untuk siswanya yang jauh dari KKM atau tidak memenuhi Tujuan Pembelajaran.

Beberapa hal yang harus dikuasai oleh guru dalam menentukan kenaikan kelas, diantaranya:

Jika anda menemukan siswa kelas 1 SD khususnya, yang belum pandai membaca bahkan menulis atau baru mengenal huruf itupun belum semua huruf dikuasainya, jangan langsung memberikan tindakan bahwa siswa tersebut harus tinggal kelas.

Pelajari dulu penyebabnya, masukan rumus 5W 1H. Semua harus terlibat, baik itu orang tua, guru ataupun kepala sekolah. Sebagai guru, untuk bahan koreksi, sudahkah melaksanakan pendampingan khusus dengan siswa tersebut diluar jam pembelajaran?... rutinkah setiap hari mendampingi secara khusus?

Tidak perlu lama-lama untuk mendampingi siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar. Cukup 5 - 15 menit setiap harinya yang penting siswa paham meski sedikit. Misal 1 hari 1 huruf dan seterusnya.

Perhatikan dampaknya dari tidak naik kelasnya siswa tersebut.

Akankah berdampak lebih baik jika siswa tersebut tinggal kelas? 

Akankah mengalami peningkatan dalam belajar jika tidak naik kelas?

Tentunya semua itu harus dipikirkan. Berikan hak anak di sekolah dengan baik. Dampingi siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar. Tidak ada anak yang bodoh. Ibarat sekeras-kerasnya batu, jika ditetesi air terus menerus, lama kelamaan akan berlubang juga.

Pada kelas yang lebih tinggi, yaitu kelas 3 - 6 SD, dapat dilakukan dengan cara metode belajar tutor sebaya, bertukar soal pertanyaan dengan teman, mencari sumber belajar di internet, dan masih banyak lagi metode lainnya yang dapat diterapkan pada siswa Sekolah Dasar khususnya.

Jika semua guru melakukan hal tersebut, insya Allah akan mendapatkan dampak yang baik bagi semua pihak. Pada jenjang berikutnya tidak ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar karena keikhlasan hati dari seorang guru yang selalu mendampinginya dengan baik.

Semoga bermanfaat

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Diksi Sebagai Seni Bahasa

Saatnya Mengelola Majalah Sekolah

Menulis di Majalah Suara Guru